Kamis, 07 April 2011

Penyuka Permen Punya Bodi Lebih Langsing

Metrotvnews.com: Anda selalu tergiur setiap melihat bulatan kecil berwarna-warni dan manis? Tak perlu merasa bersalah kalau suka permen.

Riset menyebutkan yang gemar makan permen ataupun cokelat punya pinggang lebih kecil. Mereka tetap langsing dan punya indeks massa tubuh lebih rendah ketimbang yang tidak memanjakan diri dalam menikmati makanan tersebut.

Selain itu, penggemar permen dan cokelat memiliki risiko 14 persen lebih rendah terkena tekanan darah tinggi dan 15 persen mengalami penurunan risiko sindrom metabolik. Yaitu kumpulan gejala yang bikin orang terpapar risiko penyakit jantung dan stroke.

Namun, hasil riset tidak menyarankan makan permen membantu Anda kehilangan beberapa kilogram. Sebaliknya, sangat mungkin pencinta permen melakukan latihan lebih banyak untuk menebus kalori tambahan akibat gemar mengudap makanan manis tersebut.

“Hasil penelitian menunjukkan makanan ini (pemen dan cokelat) tidak berhubungan dengan kelebihan berat badan atau penyakit bila dikonsumsi dalam jumlah sedang,” kata peneliti Carol O'Neil, dari Louisiana State University Agricultural Center seperti dilansir MSNBC.

Studi jurnal Nutrition Research edisi Februari 2011 juga bilang memang peserta studi tidak makan permen sangat banyak, hanya sekitar 1,3 ons rata-rata per hari.

Peneliti lain menunjukkan survei menilai diet dalam penelitian ini meminta peserta untuk mengingat apa yang mereka makan sehari sebelumnya, dikenal sebagai  ingatan 24-jam. Ini memungkinkan subyek lupa segala sesuatu yang mereka konsumsi.

"Ingatan 24 jam hanya menjelaskan apa yang telah dimakan, atau makanan apa yang idealnya harus mereka makan,” kata Katherine Tallmadge, seorang ahli diet terdaftar dan juru bicara American Dietetic Association.

Pada akhirnya, temuan itu mengonfirmasikan apa yang sudah diketahui ahli gizi, yaitu makan sejumlah kecil permen tidak akan menyakiti Anda.

“Ini bukan berarti bahwa permen tidak memberikan kontribusi masalah," kata Tallmadge. Studi ini hanya menjelaskan bahwa makan permen dalam jumlah tidak banyak tidak menimbulkan masalah.

O'Neil dan rekan-rekannya menganalisis survei diet dari lebih dari 15.000 orang dewasa AS berusia di atas 19, berdasarkan data antara 1999 dan 2004.

Hanya sekitar 20 persen dari responden mengatakan mereka mengonsumsi semua jenis permen, termasuk permen cokelat, permen yang mengandung gula, dan permen mint.

O'Neil menekankan orang dewasa tidak makan permen sebanyak anak-anak. Dan karena partisipan tidak makan permen saat mereka diminta mengingat, itu bukan berarti mereka tidak makan permen sama sekali.

Rata-rata indeks massa tubuh dan lingkar pinggang para penggemar permen sedikit lebih rendah dibandingkan bukan penggemar. Misalnya, penggemar permen memiliki BMI rata-rata 27,7 dibandingkan 28,2 untuk bukan penggemar.

"Hal yang perlu diingat adalah, permen sendiri tidak menyebabkan kenaikan berat badan," kata Heather Mangieri, juru bicara untuk American Dietetic Association. "Mengambil kalori lebih banyak daripada yang dikeluarkan, itulah yang menyebabkan kenaikan berat badan."

Tallmadge merekomendasikan bahwa orang tidak mendapatkan tambahan kalori lebih dari 10 persen dari kalori harian mereka dengan makan permen.

Dia mencatat bahwa di AS, kontributor utama obesitas bukan permen, melainkan makanan seperti keripik, makanan yang dipanggang dan soda serta makanan ukuran besar di restoran.

Konsumsi makanan sampah tidak hanya memberikan kontribusi pada obesitas. Itu juga berkontribusi atas kekurangan gizi.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More