Rabu, 06 April 2011

Disebut 'Pulau Neraka', Bali Seperti Pulau yang Bunuh Diri Pelan-pelan

JAKARTA--Artikel soal Bali di majalah bergengsi Amerika Serikat, Time, membuat Pemprov Bali meradang. Artikel berjudul 'Holidays in Hell: Bali Ongoing Woes' itu membahas sejumlah masalah pembangunan yang melilit Pulau Bali.
Penulis artikel, Andrew Marshall, sempat bertanya pada wartawan lokal, Wayan Juniarta, terkait keadaan di Bali. Bali, seakan sudah berpuas diri dengan situasi saat ini. Bahwa mereka masih jadi tujuan wisata dunia dan pembangunannya pesat. "Bali seperti sedang perlahan-lahan membunuh dirinya sendiri," kata Juniarta.
Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika, bukannya tidak bertindak terhadap situasi di Bali. Pastika bahkan mengeluarkan moratorium konstruksi di sejumlah daerah di Bali. Ia khawatir Bali akan menjadi tanah beton dan bangunan ketimbang pulau dewata.
"Tapi beberapa pihak di Bali menganggap Pastika ingin memperlamban pertumbuhan ekonomi Bali. Ini tidak benar. Apa yang Pastika lakukan adalah menyadarkan orang Bali mereka harus membangun dengan bertanggungjawab," kata Ron Namura, direktur Marketing Asosiasi Hotel Bali.
Setelah masalah padatnya bangunan di Bali, muncul pula masalah kemacetan. Marshall menyoroti jalan-jalan di Denpasar yang kini penuh sesak kendaraan. Bahkan di Ubud sekalipun. Ubud yang tadinya sepi sekarang penuh oleh bus yang membawa turis-turis asing.
Pertumbuhan kendaraan di Bali memang menakjubkan. Rata-rata per tahun bertambah 12,42 persen. Sementara panjang jalan hanya bertambah 2,28 persen. Sangat tidak sebanding. "Kemacetan di Bali akan bertambah parah dan parah," kata I Made Santha, pejabat lalu lintas Bali. 
Masalah keamanan juga menurut Marshall sangat disoroti oleh turis asing. Awal tahun ini, Lusiana Burgess (46 tahun) dibunuh di rumahnya di Kuta utara. Hingga kini pembunuh Burgess belum tertangkap.
Turis perempuan asal Australia juga dirampok di vila yang ia sewa oleh empat orang. Lainnya, warga AS ditusuk di Kuta saat dirampok. Sepekan setelah penusukan ini, polisi menembak mati M Syahri asal Lombok, yang diduga merampok sejumlah turis asing.
Australia, selaku negara pengekspor turis terbanyak ke Bali, pun tidak bisa berbuat banyak. Padahal Australia kerap memperingatkan warganya untuk berhati-hati ke Bali atau waspada bila sudah di Bali terkait serangan teroris. Namun tiap pekan ada lebih dari seratus pesawat mendarat di Bandara Ngurah Rai.
"Terminal baru di Bandara Bali akan selesai pada 2013. Tapi bila tidak ada perbaikan infrastruktur lainnya, ini hanya akan menambah kritis kondisi Bali," kata Marshall.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More